Monday, December 10, 2012

Birau 2012 : TNI AD Unjuk Kekuatan !!!



(Sebagian dari koleksi Alutsista TNI AD di Bulungan)

Bulan Oktober lalu, kabupaten Bulungan baru saja melaksanakan sebuah hajatan istimewa yakni hari ulang tahunnya, dari kebiaasan lama yang sudah mendarah daging dilaksanakanlah pesta budaya rakyat  yang disebut Birau. 

Birau tahun ini menjadi istimewa karena perhelatan ini tak hanya bicara soal ulang tahun kabupaten bulungan tapi juga acara terakhir yang istimewa karena setelah itu Kabupaten Bulungan resmi menjadi ibu kota dari provinsi baru bernama Kaltara alias Kalimantan Utara.

Rupanya TNI AD tak ingin kehilangan momen dalam acara tahunan ini, kali ini tak tanggung-tanggung mereka menyewa tiga stand sekaligus memamerkan koleksi alutsista miliknya, ini menjadi acara yang istimewa bagi penikmat Alutsisita seperti saya, ibarat kata tak dapat hadir di Indonesia Defens Expo, cukuplah melogok alutsisita TNI di Birau 2012 ini.

Macam-macam Alutsista.

Cukup banyak juga ragam alutsista yang dipamerkan khas infantri angkatan darat, kabarnya kali ini Brigif Bulungan Cakti banyak menyumbang dalam pagelaran senjata kali ini, tak tanggung-tanggung ada tiga buah ruang yang disewa oleh TNI AD.

Sejujurnya sebagai pencinta artilery, saya ingin sekali menyaksikan meriam towed dalam pameran kali ini, -syukur-syukur bila Yon Armed di berau bisa ikut tampil,- namun kekecewaan saya sedikit terobati dengan keberadaan mortir kelas 50 mm dan 80 mm made in Pindad yang membanggakan itu. Rata-rata para tentara tersebut menyatakan puas dengan persenjataan racikan pindad yang mereka gunakan dalam bertugas.

Selain barang buatan dalam negeri, ada juga satu buah M-16 yang dipampang disana, juga senjata runduk merk Israel kalo saya tak salah, serta ada juga beberapa pistol yang merknya tak begitu saya kenal. Memang senjata buatan luar tak banyak karena hampir semua koleksi persenjataan di stand tersebut memang didominasi bendera Pindad. 

Saya paling senang dengan senapan mesin 7,52 mm dan 12,7 mm terkesan gagah apa lagi dalam karnaval tahun ini, senjata kelas berat tersebut sengaja di usung di atas rantis Ranger 4x4. Mudahan saja setelah ini Komodo bisa ikut melata pula di jalan-jalan Tanjung Selor.

Foto-foto alutsista TNI AD dalam Birau 2012.  

Tuesday, December 4, 2012

Hikayat Bom Sukhoi Made In Indonesia.


(Bom Sukhoi Made in Dalam Negeri)

Indonesia boleh bangga, ditengah keterbatasan dalam hal alutsista, bangsa ini justru melahirkan hal besar yang terlahir dari tangan-tangan kreatif pengusaha-pengusaha kecil di luar BUMNIS. Salah satunya adalah Bom Sukhoi yang hebatnya lagi ditelurkan dari bengkel kecil bekas racikan kenalpot.

Sejatinya tak hanya Indonesia saja yang mulai bergerak menuju kemandian bom pesawat a.k Aircraft Bomb, namun jiran Indonesia seperti Malaysia juga berupaya ke arah tersebut, hanya saja Malaysia sejauh ini belum seberhasil Indonesia. 

SME Ordnance, perusahaan Malaysia yang bergerak dibidang tersebut menyatakan telah gagal menjual hasil produknya pada angkatan tentera mereka sendiri lantaran TUDM lebih senang membeli bom sejenis dari luar, kabarnya justru bom tersebut dipesan ke Sari bahari sebanyak 1000 unit pada masing-masing jenis.

Bom Sukhoi Ala Sari Bahari 

Tak dapat di pungkiri, ditengah keterbatasan justru dapat memicu kreatifitas yaang tak terduga. Kedatangan pesawat Sukhoi menjadi berkah tersendiri bagi Rikcy Hendrik Egam, seorang pengusaha asal Malang yang namanya kemudian tenar setelah berhasil meracik dan memproduksi Bom Sukhoi melalui bendera perusahaan Sari Bahari. 

Diakui memang pada saat kedatangan pesawat Sukhoi Indonesia, pesawat tempur kebanggan bangsa ini saat itu baru di persenjatai dengan canon 30 mm, dan pelurunya sendiri sudah dapat diproduksi oleh PT. Pindad. Walau demikian sukhoi tersebut belum lagi disematkan dengan misil dan bom. 

Bermula dari keperihatinan itulah Ricky Hendrik Egam kemudian mencoba memecahkan masalah tersebut dengan menciptakan varian bom latih maupun ledak yang dapat gunakan baik misi khusus maupun latihan. Pesawat-pesawat Sukhoi ini sejujurnya sudah memilki bom sendiri dengan kode OFAB-100-200 yang diproduksi oleh Rusia namun tentu biayanyapun tak murah jika terus menerus digunakan untuk latihan.

OFAB yang tak lain kode untuk Bom Sukhoi tersebut tak ada yang digunakan untuk versi latih, disinilah pentingnya racikan bom Sari Bahari ini. Jika dihitung-hitung dalam beberapa tahun sekali dapat dipastikan selalu ada latihan perang menggunakan iron bom, bayangkan saja berapa besar ledakan dana yang harus dikeluarkan jika terus menggunakan bom ledak dalam setiap kali latihan.

Lebih dari itu bom ala sari bahari ini akan mensuplai tak hanya bom untuk pesawat-pesawat tempur asal Rusia seperti Sukhoi, namun juga pesawat-pesawat yang berkiblat pada NATO, seperti F-16 Falcon dan F-5E Tiger yang juga sukses uji bom latih Sari bahari tersebut.

Kedepan armament ala sari bahari ini juga akan digunakan oleh Super Tucano dan T-50 Golden Eagle. Jika tren positif ini berlangsung maka kedepan indonesia akan berdikari dalam hal bom pesawat, sebuah tantangan plus prestasi yang patut kita banggakan. (Zee).