Friday, May 31, 2013

KILAS BALIK : KAMPANYE MILITER DI TIMOR LESTE.

(Indonesia dan Timor Leste, merajut masa depan yang lebih baik)

Sejarah tetaplah sejarah, bagimana pahitnya peristiwa tersebut haruslah dipandang sebagai bagian dari jalan introfeksi dari kesalahan yang mungkin diperbuat dimasa lampau. Sebagai sebuah negeri yang besar yang menghargai kemerdekaan, negeri ini pernah tergelincir dari visinya saat melakukan invasi dari sebuah negara yang kurang lebih baru memproklamirkan kemerdekaan secara sepihak 18  hari sebelumnya.

Kenangan lama dan harapan baru 

Tahun 1975 beribu-ribu pasukan penerjun payung seperti bintang gemintang di malam hari, diiringi suara rentetan senapan dari langit meriam-meriam kapal perang menambah suasana kembang api menarikan tarian kematian terbesar dan spektakuler selepas kampenye trikora dan dwikora berkobar. Ratusan tank, panser, meriam dan mortir melaju seperti banjir tak terbendung, menghujam tanah para liurai. 

Indonesia tak punya pilihan, trauma akan kaum merah yang telah padam baru beberapa tahun, kini percikan kecil telah siap membakar seluruh tanah timor, kaum merah mulai bergerak dan hanya beberapa langkah menuju kekuasaan. Jatuhnya tanah timor yang keramat itu ketangan kaum merah, suatu keniscayaan akan berulang kembali memory kekhawatiran tak hanya bagi indonesia namun juga bagi sahabat-sahabat lainnya. 

Indonesia tak punya ambisi teritori, Timor leste akan merdeka setelah mereka siap pada masanya, dan indonesia meluruskan janji itu. Setelah puluhan tahun di asuh oleh negeri ini, negeri para satria itu sudah mereguh manisnya kemerdekaan. Berjabat tangan dan berpeluk bersama untuk membangun negeri impian yang lebih baik. Dan indonesia siap untuk menggandeng kawan baru sudah bisa berjalan itu, tak seperti Ausie yang menjadi kawan dengan imbalan menyapu bersih celah timor demi mencari tetesan emas hitam untuk dirinya sendiri, kawan, indonesia tak pernah melakukan itu. (zee)  

Foto-foto Alutsista TNI semasa kampanye militer di Timor Leste.