Wednesday, December 21, 2011

Selamat Datang Tank TNI Di Bulungan!

(Leopard 2A6, salah satu MBT terbaik di dunia)

Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata oleh negara beberapa tahun ini ramai dibicarakan dalam berbagai forum resmi maupun forum militer di berbagai situs jejaring sosial dan internet. Salah satu yang menjadi perbincangan menarik adalah seputar perlu tidaknya indonesia memiliki tank kelas berat alias Main Bettle Tank (MBT).

Bulungan menyambut alutsista sangar.


Rencana Indonesia untuk membeli sejumlah di tank kelas berat menambah hangat perbincangan, terlebih dalam rencana tersebut sejumlah MBT akan disebar dikawasan perbatasan di kalimantan, itu artinya sejumlahlah tank kelas berat itu bakal nongkrong di Yonif Kaveleri di Pontianak (Kalbar) menyusul kemudian Yonif Kaveleri di Bulungan yang juga akan diaktifkan. Pemerintah khususnya TNI AD memiliki pilihan MBT jika tidak Leopard dari Jerman dan ya T-90 Rusia.

Kabar mengenai rancana penempatan sejumlah Tank di Bulungan mencuat setelah situs Defend Studies dan Indonesia Defend mengemukakan bahwa :

Komandan Kodim 0903/Tanjung Selor Letnan Kolonel Inf Gema Repelita mendampingi Tim dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) meninjau rencana pembangunan Batalyon Kaveleri TNI AD di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Kegiatan peninjauan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 18 Oktober 2011.

Tim dari Mabesad yang melaksanakan kunjungan adalah Kolonel Inf Suyatno Paban III/Binorg Sopsad, Letkol Czi Haryono Pabandya 2/Pangkalan Slogad, Mayor Kav Susanto Kabag Binmat Sdirlitbang Pussenkav dan Mayor Arm I Gusti Agung Putu S Pabanda Binorg Spaban III Sopsad.

Selain Dandim 0903/Tsr turut mendampingi Tim dari Mabesad tersebut Kasbrigif 24/BC Letkol Inf ST Agus Santoso. Direncanakan Yonkav Kodam VI/Mlw mulai dibangun tahun 2012 berdampingan dengan Mabrigif 24/BC dan direncanakan menggunakan ranpur tank Leopard 2 type Main Battle tank buatan Jerman dengan spesifikasi berat 62,3 ton, panjang 9,97 meter dan lebar 3,75 meter.


Sebagian besar kawan-kawan di forum militer menyetujui rencana besar tersebut, menurut mereka penempatan MBT akan memberikan keseimbangan kekuatan militer disepanjang perbatasan, apalagi jumlah yang tank yang direncanakan akan dibeli berkisar 50 hingga 100 buah. Disisi lain negara sahabat seperti malaysia sudah memiliki sejumlah MBT pabrikan Polnad PT-91, Singapura memiliki Leopard, demikian juga Thailand diantaranya M48 Patton (US). Kepemilikan MBT oleh indonesia akan memberi dampak keseimbangan kekuatan khususnya dikawasan Kalimantan. Seorang pengamat militer bahkan memperkirakan Yonkav di Kalbar paling tidak memiliki satu batalyon kavaleri berkekuatan 70-75 MBT, mengingat ATM sudah memiliki brigade artileri dan kavaleri di Sarawak

Disisilain ada juga forumer yang menyetujui rencana pembelian MBT, namun mempertanyakan pergelaran MBT di kalimantan, menurutnya MBT kurang cocok di kalimantan mengingat kontur tanahnya yang kurang mendukung sehingga dikawatirkan amblas mengingat bobot MBT mencapai 60 Ton, mereka berpendapat lebih baik pergelaran diberikan pada tank-tank kelas ringan saja (Light Tank) dari jenis Scorpion, dan AMX-13 yang lebih cepat. Menurutnya lagi sebagian besar Main Bettle Tank milik ATM juga tidak akan jauh-jauh dari semenanjung mengingat negara itu sendiri dari awal memang mempersiapkan MBT untuk menghadapi MBT Abrams (US) dan Leopard Singapura.

Terlepas dari berbagai macam perbincangan hangat tersebut, Yonif Kaveleri Bulungan yang akan diaktifkan dalam tahun-tahun kedepan mau tak mau harus berbenah diri, terlepas jenis Tank apa yang akan kita terima, -mau MBT atau Light Tank sama saja-, paling tidak kita di Bulungan telah memiliki sedikit gambaran mengenai jenis tank yang mungkin akan bercokol di Bulungan, TNI AD setidaknya memiliki sekitar sejumlah Tank kelas ringan (Light Tank) dari jenis Scorpion dan AMX-13, selain MBT yang masih terus diusahan hadir sebagai alutsisita penting TNI kedepan.

( T-90, MBT Rusia yang berkelas)

Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambahan peralatan baru sebanyak 65 unit kendaraan tempur MBT, 53 unit kendaraan tempur Tank Medium dan 60 unit kendaraan tempur Panser Kanon Medium dalam kurun tahun 2011-2014. Kekuatan ini akan bertambah mengingat Indonesia melalui Pindad akan memproduksi Panser Kanon 90 mm untuk Kavaleri dan panser Kanon 20 mm untuk Infantri Mekanis.

Terlepas dari kekuatan Tank yang digunakan oleh Korps Marinir indonesia macam BMP-2, BMP-3F, BTR-50, PT-76 plus LVTP-7, semua tank Korp Marinir memang identik dengan Rusky (Rusia)

Saya berharap setidaknya selain jenis tank yang akan didrop ke Bulungan, Brigif kita disini juga kebagian alutsista buatan dalam negeri misalnya Panser APC Anoa 6x6 buatan indonesia yang sudah terkenal dan diekspor ke berbagai negara, atau bisa juga baru-baru ini kendaraan taktik 4x4 macam Bhirawa (Sherpanya Pindad Indonesia) atau Garda yang juga butan Indonesia. Tak ada salahnya jika di Bulungan juga dibentuk Yonif Infantri Mekanis dengan panser Anoa 6x6 sebagai salah satu kendaraan tempur pendukung Kavaleri.

Spesikifasi MBT dan Light Tank, calon penghuni Yonkav Bulungan.


Berbicara mengenai jenis-jenis tank yang bakal menempati posnya di Bulungan, kurang afdol rasanya jika tidak membahas mengenai spesifikasinya. Dalam tulisan ini saya kan mengerucutkannya pada dua jenis MBT dan dua jenis Light Tank saja yaitu Leopard, T-90, Scorpion, dan AMX-13.

Pertama kita akan membahas mengenai Leopard 2A6, Tank kelas berat ini dianggap salah satu yang terbaik di dunia, itulah sebab mengapa Tank ini menjadi salah satu pilihan utama MBT indonesia kedepannya.

MenurutKepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Leopard punya beberapa keunggulan pemilihan tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard 2A6 sudah melalui berbagai kajian dari beberapa aspek. Antara lain, aspek strategi militer, yakni susunan kekuatan militer dibangun dan dipersiapkan sejak dini dengan asumsi adanya ancaman yang paling mungkin.

Pramono menyatakan, setiap negara dalam strategi militernya pasti fokus kepada desain kapabilitas objektif, berupa susunan satuan-satuan tempur, bantuan tempur (banpur), dan unsur pendukung secara terintegratif dan komprehensif. Keunggulan militer di atas kertas, imbuhnya, dapat dinilai dari keunggulan kapabilitasnya dari sudut kemampuan daya gerak atau manuver, daya tembak, daya kejut, dan daya penghancur, serta daya tahannya sebagai kekuatan. "Baik itu penangkal, penindak, penghancur maupun pemulih," kata Pramono.

Dia melanjutkan, kalau dilihat dari taktik bertempur matra darat, maka Tank Leopard adalah pilihan yang tepat untuk menghadapi kekuatan darat lawan yang memiliki tank MBT sekelasnya. Dalam taktik bertempur kekuatan tank tempur, kata Pramono, harus dihadapi dengan tank tempur pula.Ditinjau aspek itu, menurut Pramono, keunggulan MBT Leopard bisa digunakan, yang meliputi kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan penghancuran. Belum lagi keunggulan desain teknologinya yaitu, besaran calibernya 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system dan armor protection-nya.

Leopard, sambung Pramono, juga punya keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system yang sangat akurat, serta auto ammo loader guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistic computer. Pramono mengatakan, aspek geografi Indonesia juga menentukan pemilihan MBT Leopard yang beratnya 63 ton. Tank tersebut, sebut dia, dapat bergerak dan bermanuver dengan leluasa di wilayah Indonesia, kecuali di wilayah tertentu yang tidak memungkinkan bagi manuver tank tempur berat.

(Scorpion 90, Little MBT Indonesia)

Selain Leopard Indonesia juga punya calon lain untuk MBT untuk angkatan darat yaitu T-90 Rusia, Tank ini dianggap termasuk yang terbaik dikelasnya. Dewasa ini T-90 merupakan Tank Tempur Utama Rusia (MBT) yang dikembangkan dari T-72, dan saat ini merupakan tank paling modern yang beroperasi dengan AD dan Infanteri AL Rusia, dan AD India.

T-90 menggunakan senapan dan pembidik gunner 1G46 dari T-80U, mesin baru, dan penjejak panas. Termasuk sistem perlindungan Kontakt-5 ERA, penerima peringatan laser, kreator pulsa elektromagnetik EMT-7 untuk memusnahkan ranjau magnetis dan sistem jamming ATGM inframerah Shtora. Tank ini dirancang dan dibuat oleh Uralvagonzavod, di Nizhny Tagil, Rusia.

Persenjataan utama T-90 adalah meriam smoothbore 2A46M 125 mm. Meriam ini adalah versi modifikasi meriam anti-tank Sprut, dan merupakan meriam yang sama yang digunakan oleh tank seri T-80. Meriam ini dapat diganti tanpa pembongkaran turret dan mampu menembakkan amunisi armour-piercing fin-stabilized discarding sabot (APFSDS), high-explosive anti-tank (HEAT-FS), and high explosive fragmentation (HE-FRAG), serta misil kendali anti-tank 9M119M Refleks. Misil Refleks memiliki kendali sinar laser semi-otomatis dan tandem dengan hulu ledak HEAT. Memiliki jarak tembak efektif 100 m hingga 6 km, dan dengan waktu 17,5 detik untuk mencapai jarak maksimum. Refleks dapat menembus ~ 950 mm besi baja dan juga dapat ditembakkan ke sasaran udara rendah seperti helikopter.

Senapan mesin anti-pesawat Kord yang 12.7mm dapat dioperasikan dari dalam tank oleh komandan dan memiliki jangkauan 2 km dengan 650-750 putaran per menit dengan 300 kotak amunisi. Senapan mesin coaxial PKT 7,62 mm dengan berat sekitar 10,5 kg, mempunyai kapasitas 250 kotak amunisi (7000 putaran) dengan tambahan berat 9,5 kg.

Ok, kita sudah membahas sedikit MBT buatan Rusia dan Jerman yang memang dari jaman bahari dikenal sebagai Maestro dalam meracik Main Bettle Tank kelas dunia. Nah lalu bagaimana dengan Light Tank yang juga punya kans yang besar menjadi kadindat keluarga besar Yonif Kavaleri Bulungan.

Light Tank Scorpion 90, kadang disebut juga Little MBT-nya Indonesia. Scorpion adalah tank ringan dengan bobot sekitar 8 ton. Jadi menurut analis, inilah tank yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. Bobotnya yang ringan, memudahkan mobilitas tank ini, rantainya pun tak merusak aspal jalan. Riwayat desain tank ini cukup panjang, mulai dirancang pada tahun 1967 dan mulai beroperasi untuk Angkatan Darat Inggris di tahun 1973. Dengan rancang bangun dan bobot yang ringan, dua unit Scorpion versi intai/Combat Vehicle Reconnaissance dapat dimasukan ke dalam sebuah pesawat angkut tipe C-130 Hercules.

(AMX-13, Light Tank utama Indonesia)

Ada beberapa versi Scorpion, persenjataan yang paling berat memang kanon kaliber 90 mm, tapi Scorpion juga ditawarkan dalam versi kanon 76 mm dan SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Versi kanon 76 mm pernah dilibatkan oleh Inggris dalam perang Malvinas dan perang Teluk pertama. Masing-masing versi pada kubahnya dibekali senapan mesin coaxial berkaliber 7,62 mm. Khusus untuk versi 90 mm yang menggunakan kanon Cockerill 90mm milik TNI-AD, mampu membawa 40 amunisi dari tipe HE, HEAT, HESH dan Smoke (dengan phosphorus).

Scorpion sempat diterjunkan dalam operasi penumpasan GAM di NAD, tapi kemudian urung dilakukan karena ancaman embargo suku cadang oleh pemerintah Inggris. Populasi Scorpion dalam beberapa tipe saat ini mencapai 3000 unit di seluruh dunia. Indonesia sendiri disebut memiliki kurang lebih 90 unit Scorpion.

Light Tank AMX-13, berbeda dengan Scorpion 90 asal UK, AMX-13 Indonesia ini buatan pabrikan Prancis, jumlahnyapun disebut paling banyak dijajaran TNI AD saat ini, AMX-13 saat ini menjadi tank utama milik TNI jumlahnya disinyalir kurang lebih 275 unit. Amx-13 versi Canon ini memiliki bobot berat kosong 13.7 ton dan Berat tempurnya 14.5 ton.

AMX-13 yang kini dioperasikan TNI-AD telah mengalami program retrofit di Direktorat Peralatan Bengkel Pusat Peralatan TNI-AD pada tahun 1995, retrofit tersebut mencakup pemasangan mesin Detroit Diesel DDA GM6V-53 T, 6 silinder 2 langkah turbocharged dengan daya 290 BHP/2800 RPM dan Torsi 91,67 KGM/1600 RPM yang mampu meningkatkan power weight ratio dan pemakaian bahan bakar lebih hemat. AMX-13 menggunakan transmisi otomatis ZF 5WG-180 dengan 5 percepatan maju dan 2 percepatan mundur, hal ini tentu lebih memudahkan pengoperasian tank. Untuk suspensi mengadopsi tipe hydropnematic “Dunlostrut”, meningkatkan kemampuan lintas medan dan mampu menambah kenyamanan awak tank.

Dan baru-baru ini pada tahun 2011 PT. Pindad dipercaya melakukan Upgread kemampuan dari Light Tank andalan TNI AD ini, misalnya ukuran kanon sebelumnya berkisar 75 mm naik taraf menjadi 105 mm versi SPHnya AMX Mk 61. AMX-13 juga diperkuat dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm dengan 3600 peluru.

Demikianlah sedikit mengenai gambaran mengenai calon penghuni Yonif Kavaleri Bulungan, semoga bermanfaat.

Sumber:

http://rindam-brawijaya.blogspot.com/2010/02/pusenkav-inginkan-main-battle-tank-mbt.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/10/yonkav-kalimantan-timur-akan-diperkuat.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/12/pemerintah-siapkan-us280-juta-untuk-100.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/02/pussenkav-ujicoba-amx-13-upgrade.html

Monday, November 7, 2011

Yonkav Kalimantan Timur Akan Diperkuat Dengan Leopard 2

Defend Studiest, 20 Oktober 2011

(Tank Leopard 2, Tank Kelas Berat Buatan Jerman)

Tanjung Selor - Komandan Kodim 0903/Tanjung Selor Letnan Kolonel Inf Gema Repelita mendampingi Tim dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) meninjau rencana pembangunan Batalyon Kaveleri TNI AD di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Kegiatan peninjauan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 18 Oktober 2011.

Tim dari Mabesad yang melaksanakan kunjungan adalah Kolonel Inf Suyatno Paban III/Binorg Sopsad, Letkol Czi Haryono Pabandya 2/Pangkalan Slogad, Mayor Kav Susanto Kabag Binmat Sdirlitbang Pussenkav dan Mayor Arm I Gusti Agung Putu S Pabanda Binorg Spaban III Sopsad.

Selain Dandim 0903/Tsr turut mendampingi Tim dari Mabesad tersebut Kasbrigif 24/BC Letkol Inf ST Agus Santoso. Direncanakan Yonkav Kodam VI/Mlw mulai dibangun tahun 2012 berdampingan dengan Mabrigif 24/BC dan direncanakan menggunakan ranpur tank Leopard 2 type Main Battle tank buatan Jerman dengan spesifikasi berat 62,3 ton, panjang 9,97 meter dan lebar 3,75 meter.

(Kodam Mulawarman)

Sumber:

http://defense-studies.blogspot.com/2011/10/yonkav-kalimantan-timur-akan-diperkuat.html

Tuesday, September 6, 2011

CN-235 Pesawat Kebanggan Indonesia Yang Mendunia.



(salah satu dari varian CN-235 yang legendaris)

Indonesia boleh bangga dengan hasil karya anak negeri, khususnya didunia penerbangan, bangsa kita telah berhasil menciptakan pesawat, salah satunya yang paling terkenal adalah CN-235.

pesawat ini paling banyak diminati oleh negara-negara di luar indonesia, lebih utama lagi digunakan sebagai pesawat patroli, mimpi indonesia menjadikan pesawat ini sebagai pesawat patroli dunia sudah didepan mata, bukan hanya itu, sebagai pesawat patroli, khususnya tipe MPA (Maritime Patrol Aircraft) dilengkapai dengan dengan radar untuk mendeteksi kapal-kapal di perairan, Selain itu, pesawat CN-235 versi militer tersebut juga bisa dilengkapi dengan persenjataan seperti torpedo anti kapal selam serta persenjataan lainnya.

Hebatnya lagi pesawat ini tidak hanya digunakan untuk misi patroli, diberbagai negara yang menggunakannya, CN-235 juga digunakan sebagai military transport bahkan pesawat angkut kehormatan.

baru-baru ini saja PT DI sedang mengerjakan pesawat CN-235 pesanan korea selatan sebayak empat buah, korea selatan termasuk negara yang memiliki pesawat ini dalam jumlah banyak. Bahkan pada Desember 2009 TNI AL diberitakan membeli tiga unit CN-235 MPA sebagai bagian dari rencana memiliki enam pesawat MPA sampai tahun 2014. Ini artinya kabar miring yang mengatakan bahwa salah satu pesawat kebanggan indonesia ini tidak diproduksi lagi adalah kabar bohong belaka.

lalu negara mana saja yang menggunakan pesawat legendaris ini? inilah daftarnya:

1. USA - Pesawat Penjaga pantai.
2. Arab Emirat - untuk AL Arab emirat.
3. Arab Saudi - Angkatan Udara (AU) Arab Saudi.
4. Perancis - AL perancis.
5. Spain /Spanyol - Angakatan Udara Spain.
6. Turky - AU dan AL Turki.
7. korea selatan - AU Korea.
8. Maroko - AU maroko.
9. Pakistan - AU Pakistan.
10. Panama - AU Panama.
11. Yordania - AU Yordania.
12. Irlandia - AU Irlandia.
13. Kolombia - AU Kolombia.
14. Chile - AD Chile.
15. Ecuador - AU Ekuador.
16. Papua New Guinea - AU Ekuador.
17. Botswana - Au Botswana.
18. Brunei - AU Brunei.
19. Gabon - AU Gabon.
20. Afrika Selatan - AU Afrika Selatan.
21. Malaysia - beli 8 CN-235 untuk TUDM.

CN 235 memang hebat! bagaimana menurutmu boi?

Sunday, January 30, 2011

Nurtanio Pringgoadisuryo


Nurtanio Pringgoadisuryo (lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 3 Desember 1923 – meninggal 21 Maret 1966 pada umur 42 tahun adalah sebagai perintis industri penerbangan Indonesia. Bersama Wiweko Soepono, Nurtanio membuat pesawat layang Zogling NWG (Nurtanio-Wiweko-Glider) pada tahun 1947. Ia membuat pesawat pertama all metal dan fighter Indonesia yang dinamai Sikumbang, disusul dengan Kunang-kunang (mesin VW) dan Belalang, dan Gelatik (aslinya Wilga) serta mempersiapkan produksi F-27.

Cita-citanya besar, keliling dunia dengan pesawat terbang buatan bangsanya. Untuk itu, disiapkanya pesawat Arev (Api Revolusi), dari bekas rongsokan Super Aero buatan Cekoslowakia yang tergeletak di Kemayoran. Karena dedikasinya yang tinggi, setelah Nurtanio gugur dalam penerbangan uji coba Arev, namanya diabadikan menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio (sekarang IPT-Nusantara/IPTN/PT Dirgantara Indonesia).

Cita-cita dan keinginan serta kecintaannnya akan dunia kedirgantaraan sudah dia awali sejak masa Hindia Belanda. Nurtanio pada saat itu berlangganan majalah kedirgintaraan Vliegwereld, dan menekuni masalah aerodinamika dan aeromodelling. Pada masa itu, Nurtanio sering mengadakan surat menyurat dan korespondensi dengan sesama pencinta Aeromodelling pada zaman Hindia Belanda. Diantaranya adalah Wiweko Soepono yang saat itu sudah mendirikan perkumpulan pencinta Aeromodelling serta berlangganan majalah Vliegwereld.

Junior Aero Club

Pada masa pendudukan Jepang, di sekolah menengah tinggi teknik atau Kogyo Senmon Gakko, Nurtanio mendirikan perkumpulan Junior Aero Club yang isinya tentang bagaimana teknik pembuatan pesawat model yang merupakan dasar-dasar Aerodinamika. Karena pada masa pendudukan Jepang penggunaan bahasa Inggris dilarang, maka untuk menghidari kecurigaan ditempaknya dua orang pengawas berkebangsaan Jepang diantaranya adalah Tuan Imazawa. Disinilah Nurtanio berkenalan dan bertemu dengan R.J Salatun, yang juga berminat dalam masalah penerbangan dan kebetulan berlangganan majalah kedirgantaraan yang sama yakni Vliegwereld. Pada saat itu peserta dibatasi karena para pesertanya yang sebelumnya membludak, jadi hanya tinggal sedikit.

Di JAC, Nurtanio dan sahabatnya, R.J Salatun, juga bertemu dengan guru olahraga yang bernama Iswahyudi yang juga memiliki pengetahuan dalam masalah penerbangan, yang ketika perang dunia II pecah, sedang mengikuti pendidikan penerbang militer Belanda yang kemudian diungsikan ke Australia. Perhatian Nurtanio pada masa itu tidak hanya dalam masalah pesawat model tetapi bahkan menekuni buku-buku teknik penerbangan yang saat itu banyak berbahasa Jerman serta sudah menekuni dan menggambar rancangan glider atau pesawat layang type Zogling yang merupakan obsesinya.

Masa kemerdekaan Republik Indonesia


Pada awal kemerdekaan Indonesia, Nurtanio bergabung dengan Angkatan Udara di Yogyakarta yang dipimpin oleh Suryadi Suryadarma yang pada masa itu disebut dengan TKR Jawatan Penerbangan. Nurtanio mencari R.J Salatun untuk bergabung juga dengan TKR Jawatan Penerbangan. Disana, juga bergabung Prof. Ir. Rooseno dan Wiweko Soepono. Nurtanio kemudian diberi jabatan Sub Bagian Rencana di bagian Kepala Bagian Rencana dan Penerangan (semula dinamakan Propaganda namun diganti karena berkesan seperti Bagian Propaganda Nazi yang dijabat oleh sahabat Adolf Hitler, Joseph Gobbels) yang dijabat oleh Wiweko Soepono sedangkan R.J Salatun mendapat jabatan bagian penerangan. Ketiga orang ini yang kemudian disebut sebut sebagai tiga serangkai perintis kedirgantaraan Indonesia tersebut kemudian melaksanakan tugasnya antara lain mendesain tata kepangkatan Angkatan Udara yang dibantu oleh Halim Perdanakusuma yang pernah berdinas di Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force/RAF) dan persiapan-persiapan lainnya. Sedangkan Nurtanio langsung mendesain glidernya.

Kemudian Suryadarma memindahkan koleksi buku-buku militer dan penerbangannya ke kantor yang menjadikannya sebagai perpustakaan Angkatan Udara yang pertama, yang sering hadir di perpustakaan itu adalah Adisutjipto dan Abdulrachman Saleh.

Nurtanio akhirnya berhasil menyelesaikan rancangan glidernya, ia kemudian bersama Wiweko Soepono pindah ke Maospati karena lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan di Maguwo, Yogyakarta.

Pesawat Glider NWG-1

Setelah pindah ke Maospati, Nurtanio berhasil membuat beberapa glider yang dinamakan NWG-1 (Nurtanio Wiweko Glider). Pesawat ini adalah pesawat satu-satunya buatan Indonesia dengan kandungan lokal hingga 100 persen hingga hari ini. Dibuat dari kayu jamuju yang dicari di daerah Tretes untuk mengganti kayu spruce, sayap dibalut dengan kain blaco pengganti kain linen dan kemudian diolesi bubur cingur pengganti thinner. Pesawat Glider ini kemudian digunakan untuk melatih kadet-kadet penerbang yang akan dikirim ke India guna pendidikan penerbang lebih lanjut.

Sekitar tahun 1948, Nurtanio kemudian ditugaskan ke Manila, Filipina untuk melanjutkan studi kedirgantaraannya di FEATI (Far Eatern Aero Technical Insitute). Sebagai bekal hidup, Nurtanio membawa kerajinan perak Yogyakarta yang ternyata susah untuk dijual.

Si Kumbang


Pada masa selesainya perang kemerdekaan (sekitar tahun 1950), Nurtanio berhasil merancang dan membuat pesawat Sikumbang yang merupakan pesawat all metal pertama Indonesia itu. Nurtanio kemudian berencana menerbangkan ke daerah Sekaten, Yogyakarta dari Bandung. Sahabatnya R.J Salatun mempunyai firasat buruk tentang penerbangan itu dan berniat membatalkannya. Karena dia punya akses langsung kepada Kepala Staf Angkatan Udara Suryadarma, Salatun memberikan argumen kepada Suryadarma agar membatalkan rencana penerbangan Nurtanio ke Yogyakarta dengan alasan Nurtanio adalah satu-satunya kostruktur penerbangan yang dimiliki Angkatan Udara. Suryadarma setuju dengan alasan Salatun dan memerintahkan stafnya untuk memberikan radiogram pembatalan rencana penerbangan ke Yogyakarta. Untuk mengobati rasa kesalnya, Nurtanio menerbangkan pesawat Sikumbang itu keliling udara Bandung di sekitar Lanud Husein Sastranegara.

Tidak lama kemudian pesawat itu didaratkan di Lanud Husein karena mengalami gangguan berupa mesinnya mati. Nurtanio mengambil kesimpulan seandainya dia melakukan penerbangan ke Yogyakarta, maka dia harus mendarat darurat di daerah rawan yang masih dikuasai DI/ TII karena mengalami mesin mati.


Pada saat itu, Indonesia menerima berbagai macam pesawat dan peralatan perang dari Belanda sebagai pelaksanaan pengakuan kedaulatan yang merupakan buah dari Konfrensi Meja Bundar. Untuk Angkatan Udara, Indonesia menerima berbagai pesawat diantaranya P-51 Mustang, Pembom sedang/ringan B-25 Mitchell dan pesawat angkut DC-3 Dakota. Pesawat-pesawat itu masih berwarna metal aluminium karena tidak diberi cat kamuflase. Alasan Nurtanio adalah pesawat itu permukaannya menjadi lebih licin sehingga mengurangi hambatan (drag). Namun kemudian muncullah gejala politik kurang baik yang diwarnai pembentukan dewan-dewan daerah oleh pimpinan wilayah politik dan pimpinan wilayah angkatan perang (yang dijuluki warlord) sebagai protes akibat kebijakan pemerintah pusat yang secara ekstrim dapat menjurus kearah disintegrasi. Bila kemungkinan itu terjadi, maka Angkatan Perang Indonesia khususnya Angkatan Udara Republik Indonesia akan dibuat repot.

Untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk, R.J Salatun yang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Penerbangan merangkap Sekretaris Gabungan Kepala-Kepala Staf memberi masukan kepada KSAU Suryadarma untuk mulai memberi kamuflase kepada pesawat-pesawat AURI selagi PO (periodiek overhaul). Dengan demikian jika terjadi konflik, AURI tidak akan kerepotan. Nurtanio kecewa dan bertanya hal itu untuk apa. Tidak lama kemudian ketika AURI jadi ujungtombak penumpasan PRRI/Permesta, seluruh armada udaranya sudah diberi kamuflase.

Pesawat Gelatik dan merintis Aeroindustri


Pada masa Menteri Keamanan Nasional dijabat oleh Jenderal A.H. Nasution dan deputinya Jendral Hidayat, Nurtanio memperoleh kredit dari Polandia sebesar (atau sekecil) 1,5 juta dollar Amerika Serikat untuk Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan AURI menjadi LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Penerbangan yang merupakan cikal bakal IPTN nantinya). Caranya, dengan alih teknologi produksi melalui perakitan pesawat pertanian PZL-104 Wilga yang dinamai Gelatik oleh Presiden Soekarno. Dalam mengajukan proposalnya, Jenderal Nasution maupun Jenderal Hidayat sangat terkesan oleh sifat Nurtanio yang begitu realistis dan tidak muluk-muluk.

Menurut Ir. Hoo Kian Lam (pemilik pesawat terbang Walraven W-2 PK-KKH dan pernah berusaha mendirikan industri penerbangan pada masa Hindia-Belanda), yang ikut serta dalam kunjungan ke pabrik PZL di Warsawa, Nurtanio yang memimpin delegasi menerbangkan sendiri pesawat Wilga hingga sangat mengesankan bagi pejabat-pejabat Polandia.

Namun ketika usulan R.J Salatun berdasarkan pengalamannya pada tahun 1958 ketika ditawari Perdana Menteri RRC, Chou-en Lai untuk memproduksi pesawat jet Type 56 (lisensi MiG-17 versi China), Nurtanio berkata bahwa untuk proyek Gelatik yang begitu membumi saja dukungan dana dan pembiayaannya sudah tersendat-sendat. Ketika proyek Wilga/Gelatik berjalan, Nurtanio mengeluhkan kondisi sosial ekonomi para karyawannya yang membuat kaget orang Polandia. Sampai satu kali mereka perhatikan, kenapa semua karyawan meninggalkan pekerjaannya. Ternyata sedang mengantri minyak tanah.

Namun sejarah mencatat, bahwa SDM yang dididik di perakitan pesawat Gelatik berperan besar saat Lapip menjadi Lipnur (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio) yang merupakan modal dasar IPTN pada tahap permulaan. Pada dasawarsa 70-an, Marsekal TNI (purn) Ashadi Tjahjadi ( mantan Kepala Staff Angkatan Udara/KSAU) melihat jig (cetakan untuk produksi) pesawat Gelatik yang diterlantarkan di udara terbuka di halaman Lipnur. Ashadi berniat memanfaatkan lagi untuk suatu usaha bagi para purnawirawan AURI (TNI-AU) berupa major overhaul pesawat -pesawat Gelatik. Alangkah mengecewakan ketika gagasan itu ditolak oleh B.J. Habibie dengan alasan itu termasuk aset perusahaan.

Selain kegiatannya di LAPIP, Nurtanio bersama staf dan penerbang AURI juga aktif dalam memantau kesiapan teknis armada-armada udara yang dimiliki AURI saat itu. Diantaranya adalah kelemahan pada pesawat tempur MiG-19 Farmer versi awal yang dioperasikan AURI yang selalu memberikan indikasi adanya kesalahan saat digunakan meski pesawat ini memberikan keselamatan dan keamanan dengan penggunaan mesin ganda. Setelah terjadi pembicaraan antara R.J Salatun, Nurtanio dan Leo Wattimena (salah seorang penerbang legendaris AURI selain Rusmin Nuryadin), kesalahan itu terletak pada tongkat kemudinya (stick force) yang selalu berubah-ubah (tidak stabil). Sebenarnya KSAU Suryadarma menolak menerima pesawat itu namun Deputi KSAU Uni Soviet Marsekal Rudenko dalam perundingan di Kremlin dimana R.J Salatun ikut hadir, mengancam bahwa dua skadron (sekitar 24 pesawat) pesawat tempur MiG-21 Fishbed tidak dapat diberikan kecuali Indonesia mau menerima 10 pesawat tempur MiG-19 Farmer. Pesawat MiG-19 ini kemudian pada awal orde baru dijual ke Pakistan.

Tahun 1964, AURI menjalin kerjasama dengan Insitut Teknologi Bandung dan Pindad untuk mengembangkan roket di bawah proyek "PRIMA" (Proyek Pengembangan Roket Ilmiah dan Militer Awal) yang dipimpin Budiardjo dan R.J Salatun. Hasil kongkritnya adalah terciptanya Roket Ilmiah Kartika I yang merupakan roket sounding kedua di negara Asia-Afrika saat itu, sesudah Jepang. Alat telemetrinya yang kedua sesudah India, berhasil merekam sinyal-sinyal dari satelit cuaca TIROS dengan alat buatan dalam negeri. Pada waktu roket Kartika sedang didesain, para sarjana dan teknisi LAPIP ikut dikerahkan.

Sekitar pertengahan tahun 1965, didirikan KOPELAPIP yang bertujuan membuat pesawat Fokker F -27. Pilihan atas F -27 dapat dimengerti, karena pasarnya besar meskipun pabrik Fokker rupa -rupanya menganggap bahwa pesawat itu sudah melewati puncak produksinya sehingga yakin akan mengalami penurunan. F-27 secara operasional merupakan pesawat yang handal, meskipun jika diperhatikan dari teknik produksi bagi industri penerbangan pemula semacam KOPELAPIP di Indonesia pada masa itu sangat terlalu maju yakni teknik pembuatannya tidak pakai paku keling tetapi dengan merekatkan lempengan-lempengan aluminium (metal bonding).

Proyek itu merupakan suatu langkah maju yang ambisius mengingat investasi di bidang industri penerbangan sangat minim. Pengambil keputusan yang tertinggi tidak ayal lagi tergiur oleh cara pendanaan proyek yang mengandalkan hasil ekspor komoditi lemah seperti kumis kucing atau kayu manis.

KOPELAPIP dipimpin seorang menteri. Pengurusnya terdiri dari orang-orang yang (maaf), sebelumnya tidak pernah terdengar ada kaitannya dengan pembuatan pesawat terbang atau kedirgantaraan. Sahabatnya, R.J Salatun tidak tega menanyakan kepada Nurtanio tentang KOPELAPIP karena setelah berjerih-payah puluhan tahun dalam merintis industri kedirgantaraan di Indonesia dari nol, sekali tempo ada jabatan menteri, ternyata bukan diberikan kepadanya. Kemudian terdengar kabar bahwa bertentangan dengan gagasan semula tentang cara pendanaan dengan komoditi lemah, sang menteri minta izin ekspor minyak bumi.

Akibat meletusnya G-30S/PKI dan pergantian pemerintahan, maka KOPELAPIP mengalami kegagalan. Bahkan kemudian hal itu membawa keuntungan bagi pabrik Fokker, larisnya pesawat turboprop Fokker F-27 yakni timbulnya krisis energi terutama minyak bumi akibat konflik di Timur Tengah karena pecahnya Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur, yang membuat pasaran pesawat turboprop yang dikenal hemat bahan bakar melonjak disamping munculnya seorang salesman berbangsa Inggris yang ulung telah mendongkrak pemasaran pesawat F -27 hingga menjadi paling laris diantara produk-produk Fokker.

Akhir pengabdiannya


Nurtanio tetaplah seorang Nurtanio, dari seorang aero-modeller hingga menjadi pejabat resmi yang memimpin LAPIP. Pekerja keras, tidak banyak omong (bombastis), rendah hati, sopan santun, serta bekerja dengan serba apa adanya dengan biaya rendah (low cost). Pesawat-pesawat yang diciptakannya memanfaatkan komponen dan suku cadang yang ditemukan di berbagai gudang yang tak terpakai. Gaya pendekatan yang serba rasional, tidak muluk-muluk dan sangat membumi, sesuai dengan kondisi Indonesia yang sejak awal kemerdekaan dianggap praktis tidak pernah ideal hingga sulit menciptakan kontinuitas dan konsistenitas. Tetapi gaya Nurtanio yang realistis juga, yang menyebabkan dirinya kurang dihargai karena dianggap tidak bisa mengikuti arus megalomania.


Nurtanio banyak pengalaman, baik sebagai penerbang maupun pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh armada udara AURI selama tahun-tahun sulit. Ia pernah menceritakan suatu paradoks yakni ketika anggaran untuk security dan prosperity masih serasi, industri lokal mampu menghasilkan rubber hose untuk pesawat DC-3 Dakota. Tapi ketika anggaran untuk pertahanan keamanan meningkat sampai 75 persen dari anggaran total, kemampuan lokal tadi lenyap. Padahal di negara yang sudah maju, anggaran pertahanan justru akan menggairahkan industri dalam negeri yang dimanfaatkan untuk menyembuhkan resesi. Begitulah tragedi yang harus dialami bangsa yang belum mandiri.

Nurtanio pernah mengatakan, bahwa pendekatan ke arah pembuatan pesawat terbang bisa juga ditempuh melalui peningkatan maintenance (perawatan dan pemeliharaan) secara bertahap. Dimulai dengan maintenance by repair, dan akhirnya maintenance by manufacturing. Ia mengatakan, melalui kerjasama dengan Polandia dalam pembuatan pesawat Gelatik dia bertujuan meningkatkan SDM ke produksi pesawat.

Nurtanio sendiri lebih memilih realistis, dan memilih berkonsentrasi kepada bagaimana mencapai sasaran yang sedang dihadapinya. Penolakannya akan modifikasi pesawat Lavochkin LA-11 menjadi pesawat jet juga berdasarkan pilihannya itu. Menjelang akhir hayatnya, dia baru memberitahu bahwa dia sedang memodifikasi pesawat STOL (Short Take Off Landing/Tinggal Landas dan Mendarat di landasan pendek) bermotor ganda. Nurtanio juga mengungkapkan keprihatinannya atas terpuruknya AURI paska peristiwa G30S/PKI yang gagal.

Meski mengedepankan rasio, sebagai orang timur, Nurtanio juga percaya dengan hal-hal yang bersifat ghaib, seperti kemunculan hantu dalam perjalanan kereta api yang dihubungkan dengan tragedi atau kecelakaan, atau munculnya bau wangi ketika pada waktu uji terbang dengan Kolentang, gyrocopter rakitan disain Benson di atas sebuah hanggar Lanud Husein Sastranegara, atau bahkan kecelakaan ringan yang dialami di Pameungpeuk, ketika dia menjabat sebagai Direktur Jenderal LAPAN saat kegiatan pembangunan stasiun peluncuran roket giat-giatnya dibangun. Meski minat Nurtanio hanya sebatas gejala-gejala paranormal.

Nurtario gugur pada suatu kecelakaan pesawat terbang pada tanggal 21 Maret 1966, ketika menerbangkan pesawat Aero 45 atau Arev yang sebenarnya buatan Cekoslowakia, yang telah dimodifikasi dengan memberi tangki bahan bakar ekstra. Pesawat ini sebenarnya akan digunakan untuk penerbangan keliling dunia, dan Nurtanio mengalami kecelakaan saat kerusakan mesin, dia berusaha untuk mendarat darurat di lapangan Tegallega Bandung namun gagal karena pesawatnya menabrak toko.

Namun sejarah kemudian mencatat bagaimana setelah gugur Nurtanio tertimpa aib. LIPNUR diubah menjadi IPTN. Nama Nurtanio dihapus. Alasan menghapus nama Nurtanio yang disampaikan secara resmi, sangat sepele. Tuduhannya, adanya surat pribadi dengan kop perusahaan sehingga keluarga Nurtanio difitnah akan memiliki saham IPTN. Isu itu kemudian, yang sangat disayangkan, dibesar-besarkan bahkan didramatisir.

sumber: Wikipidia Indonesia