(NBO-105, heli serang andalan Indonesia dalam beberapa dekade)
Bicara soal alutsista, tentunya kita tak dapat pula mengabaikan persenjataan modern yang populer dihampir semua angkatan bersenjata dan kepolisian Indonesia, apa lagi kalau bukan helikopter namanya.
Ya, hampir semua angkatan bersenjata kenal baik dengan arsenal yang satu ini. helikopter bagi masing-masing angkatan memang memiliki tipe dan misi yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya.
Indonesia sendiri memiliki hikayat yang gemilang mengenai sejarah helikopter ini, bayangkan untuk sebuah bangsa yang tak sampai 20 tahun setelah merdeka, sudah mengoprasikan helikopter terbaik dimasanya, diantaranya Westland Wasp HAS MK.1 untuk misi Anti Kapal Selam (AKS) dan “Giant” heli asal Rusia MI-6 yang tak lain raksasa helikopter militer Indonesia kala itu.
Hikayat Heli Serang legendaris Indonesia.
Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, bahwa hampir semua angkatan memiliki helikopter, pun demikian pula dengan Angkatan darat, helikopter merupakan alat mobilitas yang efektif -selain truk militer tentu saja,- dan wajib sifat nya dmiliki oleh angkatan yang memilki jumlah personel terbanyak dari masing-masing angkatan bersenjata indonesia ini.
Dalam tradisi Angkatan Darat, helikopter-helikopter ini berada di bawah asuhan Pusat Penerbang Angkatan Darat a.k PUSPENERBAD. Sejauh ini untuk angkatan darat setidaknya memilki beberapa jenis helikopter baik jenis heli serang maupun heli angkut personil seperti NBO-105, NAS-332 Super Puma, dan N-Bell 412.
(NBO-105 dan rudal anti tank)
Untuk heli serang, NBO- 105 merupakan andalan selama lebih beberapa dekade, heli serang ini bukanlah heli serang biasa, namun sudah Battle Proven. Kemampuan NBO-105 sendiri sudah diakui kehandalannya.
Dalam hikayat, NBO-105 yang dioperasikan saat ini tak lain merupakan hasil rakitan anak negeri melalui PT. Dirgantara Indonesia atas lisensi pabrik pembuatnya, Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), sejak tahun 1976. Di pabrikan asalnya – MBB telah menjadi bagian dari Eurocopter sejak tahun 1991- produksi heli ini tetap berlangsung hingga tahun 2001, sebelum produk jenis ini digantikan oleh heli EC-135 yang lebih modern. Total BO-105 yang telah diproduksi berjumlah 1.406 di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Kemampuan NBO-105 memang luar biasa, dari awal helikopter bermesin ganda ini memang dirancang agar mampu bermanuver dengan baik disegala medan, hebatnya lagi mampu terbang rendah dan melakukan manuver akrobatik sehingga mampu meningkatkan kemampuan aksi serang darat yang mengagumkan.
(Variasi lain persenjataan yang dapa digotong oleh helikopter serang ini)
Soal armament, NBO-105 milik TNI AD tersebut mampu menggendong empat senapan mesin FN Herstal MO.32 kaliber 7,62 mm standard NATO yang ditempatkan dalam dua TMP (Twin Machine Gun Pods) atau dua senapan mesin FN Herstal M.3P kaliber 12,7 mm NATO dalam tiga HMP (Heavy Machine Gun Pods).
Belum cukup dengan itu, heli serang ini mampu memanggul roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inc NATO dalam dua MLRS (Multi-Launch Rocket System) masing-masing dengan 13 tabung peluncur. Tiga jenis hulu ledak yang digunakan ialah FZ-21 untuk anti personal, FZ-58 untuk anti tank dan FZ-32 untuk marking jika NBO-105 dioperasikan sebagai FAC (Forward Air Control) untuk memandu pesawat tempur yang sedang memberikan bantuan tembakan udara.
Hingga saat ini jumlah NBO yang miliki oleh Angkatan Darat sendiri berjumlah kurang lebih 17 ekor –total keseluruhan keseluruhan NBO-105 berjumlah 123 ekor yang berhasil ditelurkan oleh PT. Dirgantara-, belum termasuk di jajajaran Pusat Perbangan Angkatan Laut (PUSPENERBAL) dan Kepololisian RI yang juga mengoprasikan helikopetr jenis ini.
Hanya bedanya bila di Angkatan Darat armament yang mayoritas digunakan adalah jenis-jenis rudal macam FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T.905 kaliber 2,75 inc NATO plus rudal HOT buatan Euromissile dan tipe ini diberi nama BO-105PAH-1, dikalangan penerbang Angkatan Laut persenjataan NBO 105 adalah Senapan Mesin tipe MAG-58M kaliber 7,62 mm buatan PT. Pindad.
Generasi Baru Heli Serang TNI AD.
Kiprah NBO-105 yang mengagumkan di berbagai palangan, dari Aceh hingga Timor-Timur memang tak diragukan lagi, namun seperti juga perkembangan teknologi yang semakin maju, mau tak mau indonesia pun harus melakukan modernisasi heli serang untuk menciptakan stabilitas miliiter antar kawasan. Bukan berarti kiprah NBO-105 ini sudah khatam riwayatnya, namun karena PT. Dirgantara Indonesia sendiri sudah tak lagi memproduksinya karena lisensi habis.
(seperti inilah model heli serbu masa depan Indonesia garapan PT. DI)
Lalu bagaimana dengan industri penerbangan dalam negeri? Menariknya PT. DI ternyata tidak tinggal diam dan tertarik untuk mengembangkan helikopter serang secara mandiri. Hal itu tak perlu diragukan lagi mengingat PT. DI memang pernah mendesain pesawat, tentunya bukan hal berat untuk mendesain helikopter serang terbaru setelah pengalaman bertahun-tahun merakit helikopter.
Model pertama yang dikembangkan adalah helikopter serang Bumble Bee yang basisnya dikembang dari helikopter NBO-105, namun dalam perkembangannya, helikopter ini kemudian diganti dengan helikopter Gendiwa, yang basisnya diambil dari bentuk N-Bell 412 yang dimodifikasi menjadi bentuk tandem.
Main rotor, tail rotor, engine dan juga gearbox diusahakan tidak dilakukan perubahan besar dari basis helikopter. Avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama dari helikopter ini. Glass cockpit avionic system akan dipakai untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama yang dilakukan di dalam pengembangan helikopter ini
Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA merupakan helikopter militer dengan peran utama sebagai pesawat/helikopter tempur, dengan kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Disebabkan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, boleh disebut sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang (attackt helicopter).
(Mi-35P, Tank Udara terbaru Indonesia)
Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri. Sejauh ini prototipe helikopter ini masih dikembangkan, namun kapan diproduksi untuk kebutuhan pertahanan dalam negeri? Jawaban masih misteri, selain itu PT. Dirgantara sendiri masih disibukan dengan pesanan 40 helikopter N-bell 412 EP belum termasuk pesawat macam CN-235 MPA dan lain-lain
Mengatasi kondisi tersebut, para pembuat kebijakan negara pun tak tinggal diam, sejak mesranya kembali hubungan Indonesia-Rusia, alutsisita modern pun ikut mengalir juga, setidaknya dari segi helikopter nama helikopter serang MI-35 P adalah salah satunya.
Arsenal baru yang kerap di panggil “Tank Udara” ini memang pantas mendapat tempat tersendiri,- walaupun jumlahnya belum sebanyak NBO-105-, dengan jumlah sekitar 7 buah,- MI-35 P merupakan alutsisita gahar kebanggan TNI AD yang mampu memberikan efek deterent bagi musuh maupun gerilyawan-gerilyawan liar yang kerap mencoba mengoyang stabilitas keamanan negara.
Helikopter serang milik rusia ini memang menampilkan sosok sangar dengan beragam armamenat yang diusungnya, pun demikian kemampuannya tempurnya tak perlu diragukan lagi.
(Apache, heli serang incaran TNI AD)
Bodi helikopter ini sangat adaptable (dapat diadaptasikan sesuai keperluan), mampu membawa sampai delapan pasukan siap tempur atau penumpang atau empat tandu berisi pasien. Sistem sayap “patah”-nya (stubbed wing) memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, sistem misil anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan misil udara-ke-udara untuk pertahanan diri. Sebuah senapan mesin juga terpasang di bagian hidung. Bukan indonesia namanya jika tidak melakukan modifikasi terhadap armament barunya ini, Mi-35 p ini kemudian diperkuat lagi dengan senjata senapan mesin fleksibel 12,7 mm dan senjata laras ganda 30 mm.
Kemampuan lain yang menjadi andalan MI-35P adalah sebagai penghancur Tank, kemampuan ini ditopang sisitem AT-6, Tank Anti rudal yang berguna dalam oprerasi kontra lapis baja. Kemampuan lain tak kalah pentingnya adalah sebagai support bagi pasukan di darat, sehingga helikopter ini memang mumpuni sebagai alat tempur khususnya bagi pasukan Infantri. Hebatnya lagi lapisan kacanya mampu menahan tembakan kaliber 20 mm dari jarak dekat. Kemampuan ini makin gahar setelah ditopang dengan kualitas baja yang tebal dan berkualitas tinggi.
Saat ini tank serang terbaru indonesia ini bersarang di Skuadron 31/ Serbu Pusat Penerbangan TNI AD. Konon untuk menambah kemampuan serang, selain Mi-35, Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan heli serang Apache, jika mampu terlaksana ini akan menjadi momentum manis bagi angkatan bersenjata Indonesia. Apapun itu upaya untuk memodernisasi arsenal helikopter serang angkatan darat pantas diacungi jempol dan dukungan penuh segenap rakyat indonesia. Selamat bertugas tank udara Indonesia!.
Sesunguhnya informasi anda sangat bagus sekali hanya sayangnya dari jaman ORBA sendiri tidak pernah mempublikasikan informasi seperti anda. Malah yang paling banyak sekali disini informasi tentang heli anti tank. Padahal medang lapangan yang pernah dijelajahi si BO 105 ini dari Aceh dan Tim Tim cukup hebat sekali dalam COIN (Counter Insurgency). Senjata yang dipergunakan cukup dengan menggendong roket dan senapan mesin atau pelontar granat! Menurut saya TNI AD tidak salah memilih heli ini yang setara kemampuannya dengan Gazele maupun Alloute III
ReplyDeleteCounter Insurgency..Mas bambang rupanya sgt akrab dengan istilah di intelejen TNI,..
DeleteKalau memang peraturan Pemerintah dan Militer Indonesia harus ada transfer teknologi dan pengalaman membuat Helikopter pastinya kita harus dan wajib mengadopsi dan mengembangkan teknologi N-Bell 412, Mi-35 dan Apache AH64 lebih baik lagi. Dan mari kita mulai membuat 10000 buah, untuk menjaga NKRI.
ReplyDeleteKalau memang peraturan Pemerintah dan Militer Indonesia harus ada transfer teknologi dan pengalaman membuat Helikopter pastinya kita harus dan wajib mengadopsi dan mengembangkan teknologi N-Bell 412, Mi-35 dan Apache AH64 lebih baik lagi. Dan mari kita mulai membuat 10000 buah, untuk menjaga NKRI.
ReplyDelete