(KRI Klewang dalam kenangan, penggantinya harus lebih baik lagi!)
Ada perasaan kurang nyaman saya rasa sore tadi,
perasaan saya menyatakan seperti ada sesuatu yang tak beres, selepas shalat Isa
saya iseng membuka-buka blog informasi militer yang biasa saya kunjungi,
rupanya rasa was-was dan keterkejutan saya di bayar lunas setelah membaca
sebuah informasi yang sempat mengagetkan saya, KRI Klewang Terbakar!, saya
hanya bisa menyebut asma Allah Swt, rupanya inilah firasat kurang sedap yang
sempat saya rasakan.
Insiden KRI
Klewang dan pengaruhnya terhadap industri militer Indonesia.
Wajar saja di benak pertama saya ada merasa kejadian
tersebut mungkin disebabkan oleh sabotase pihak luar, namun saya merenung
kembali seraya mengucap kembali asma Allah dalam-dalam, sambil mengingat tak
ada yang sempurna selain Dia di dunia ini.
KRI Klewang mempunyai desain yang unik memang,
sebagai sebuah kapal kebanggan wajar saja ada reaksi keterkejutan saat memandangnya
terbakar -sampai saat saya menulis ini, penyebab insiden tersebut belum jelas,-
mengingat investasi yang cukup mahal serta belum memasuki masa tugas, namun
tentu saja di balik itu selalu ada hikmah, andai kata insiden ini terjadi saat
KRI Klewang berlayar tentunya pencitraan yang kurang baik akan lebih banyak
lagi.
Lebih dari itu insiden terbakarnya KRI Klewang
mengingatkan saya pada peristiwa bersejarah mengenai terbakarnya KRI Matjan
Tutul di sekitar perairan laut aru semasa trikora, memang tak sama dan tak
dapat disandingkan dengan insiden terbakarnya KRI Klewang, namun perintah
legendaris sang Komodor saat itu, “Kibarkan Pertempuran !”, menjadi api
semangat dan mempersatukan bangsa ini saat menghadapi Belanda, pun semangat
demikian harusnya dirasakan saat ini, jangan hanya menganggap peristiwa
terbakarnya KRI Klewang sebagai kegagalan semata, namun harus dipandang sebagai
pelecut semangat anak bangsa untuk menghasilkan desain kapal perang yang
benar-benar mumpuni.
Kebetulan saya juga berkunjung ke salah satu blog
jiran sebelah yang biasa saya kunjungi, terbakarnya KRI Klewang jadi topik
hangat, wajar saja dan tak perlu ditanggapi berlebihan. Bahkan si empunya blog
sangat yakin tak akan ada trimaran kedua setelah kejadian sore ini. Harusnya
pernyataan tersebut menggugah para desainer kapal, industri militer dalam
negeri, para peneliti dan pembuat kebijakan dalam hal ini depatemen pertahanan
dan Angkatan Laut Indonesia untuk membuktikan pada dunia dan kawasan Asia
Tenggara khususnya bahwa industri militer indonesia belumlah mati.
Trial and error adalah hal yang biasa, pun demikian
dalam ranah industri militer dan alutsista, desain trimaran telah unggul hanya
perlu diperbaiki dan diperhitungkan kembali bahan dasar pembuatannya. Ini butuh
kerja keras dan komitmen bersama, tak usahlah mendengar apa cakap jiran sebelah
yang hanya pintar membeli tapi tak mampu mendesain kebutuhan militer secara
mandiri, jadikanlah peristiwa ini sebagai pelajaran penting bahwa untuk
mencapai sesuatu mendekati sebuah kesempurnaan, pastinya melalui jalan berliku
yang tak mulus.
Kri Klewang memang telah terbakar, namun tak ada waktu untuk sekedar mengenang
keberadaannya dengan berpangku tangan saja, ayo bangkit bersama, dan tunjukan
pada dunia dengan keras kita mampu kembali menghadirkan kapal-kapal perang yang
menggetarkan kawasan.
Perketat
pangkalan dan pusat industri militer Indonesia.
Satu lagi pelajaran penting saya kira yang tak bisa
kita lupakan adalah upaya penjagaan ekstra ketat terhadap produk militer
sebelum memasuki masa dinas. Fakta
bahwa KRI Klewang terbakar di dalam negeri adalah benar, namun kejadian ini tak
terjadi dipangkalan militer Armada Timur dimana kapal siluman ini akan
ditempatkan, itu artinya upaya-upaya menjegal tiap jengkal perkembangan
industri militer Indonesia oleh pihak asing cukup besar, ini tak hanya berlaku
untuk armada tempur saja melainkan juga senjata pendukungnya seperti rudal
C-705 yang akan dibangun di Indonesia.
Wajar saja dengan perkembangan modernisasi militer
Indonesia yang berhasil melakukan inovasi ditengah keterbatasan ini menjadi
ketakutan dan kekhawatiran bagi negara-nagara yang tak menginginkan indonesia
kuat secara militer, ekonomi, politik maupun budaya. Ini akan menjadi pekerjaan
rumah yang memang tak mudah, tapi tak ada kata tidak mungkin bila
bersungguh-sungguh dan komitmen ini di wujudkan oleh berbagai pihak demi
kemajuan industri militer anak bangsa ini.
Terakhir dan yang paling penting adalah bersyukurlah
mulai dari hal yang kecil dan jangan pernah merasa cepat puas diri untuk
berkarya yang lebih baik lagi. (Zee)
Jalesveva Jaya Mahe.