Wednesday, May 14, 2014

[FOTO]. Aksi Terakhir PT-76 di Aceh.

(PT-76 diantara BTR-50 bersiap didaratkan di pantai Aceh)

Jika berbicara mengenai Korps Marinir Indonesia, rasanya kurang sreg bila tak menyinggung soal tank legendaris PT-76 Marinir. Dalam catatan sejarahnya , PT-76 banyak menorehkan kisah – kisah heroic mulai dari palagan Trikora, Dwikora, Operasi seroja di Timor-Timur, pengamanan ibu kota ketika negara dalam kekacauan di tahun 1998, hingga palagan terakhir di Aceh sekitar tahun 2003-2004. 

Kiprah panjang nan melegenda itu menjadikanya kesayangan Korps Marinir, wajar saja karena sesungguhnya selain PT-76, Korps Marinir sejatinya juga punya tank lainnya yang lebih modern, entah kenapa dalam palagan Aceh, jagoan tua itu ternyata masih dipercaya mengemban tugas berat menghadapi “ saudara sebangsa”, di palagan aceh yang brutal itu.

Memang walau wujudnya dari segi masa bakti tak lagi muda, namun bukan berarti tak ada usaha meremajakan tank yang setia di dua alam itu, terbukti di tahun 90-an, Korps Marinir mampu meremajakan dengan menganti mesin dan mengupgread senjata berupa penggantian kanon lama 76 mm menjadi kanon baru 90 mm sehingga mampu menambah daya gentar jagoan bahari tersebut. Sayangnya hal itu tidak dikuti oleh penambahan body armor sehingga masih bersandar pada body baja yang dibuat menyudut untuk memberikan daya pantul pada saat peluru lawan mengenai body tank soviet tersebut. Perlu diketahui ketebalan baja tank ini terhitung agak ringan, sama dengan standar yang digunakan oleh panser atau kendaraan baja ringan, yakni hanya sekitar 10-16 mm saja.

Namun palagan Aceh memberikan pembuktian yang menarik mengenai kemampuan tank ini, walaupun dalam beberapa kali kontak tembak lawan menggunakan senjata berat, bahkan ada yang menggunakan RPG, namun sampai masa penugasan terakhir tidak ditemukan kerusakan-kerusakan pada body PT-76, artinya tank ini masih cukup mampu bila meladeni lawan insurgent dengan senjata berat seperti itu, walaupun demikian Aceh nampaknya menjadi palagan terakhir sang jago tua mengingat anak cucuknya BPM-3F yang lebih modern, sudah didapuk menggantikan posisi sang jagoan bahari yang legendaris ini. (Zee)

Foto-foto PT-76 di Aceh.

No comments:

Post a Comment