(Bom Sukhoi Made in Dalam Negeri)
Indonesia boleh bangga, ditengah
keterbatasan dalam hal alutsista, bangsa ini justru melahirkan hal besar yang
terlahir dari tangan-tangan kreatif pengusaha-pengusaha kecil di luar BUMNIS.
Salah satunya adalah Bom Sukhoi yang hebatnya lagi ditelurkan dari bengkel
kecil bekas racikan kenalpot.
Sejatinya tak hanya Indonesia saja
yang mulai bergerak menuju kemandian bom pesawat a.k Aircraft Bomb, namun jiran
Indonesia seperti Malaysia juga berupaya ke arah tersebut, hanya saja Malaysia
sejauh ini belum seberhasil Indonesia.
SME
Ordnance, perusahaan Malaysia yang bergerak dibidang tersebut menyatakan telah
gagal menjual hasil produknya pada angkatan tentera mereka sendiri lantaran
TUDM lebih senang membeli bom sejenis dari luar, kabarnya justru bom tersebut
dipesan ke Sari bahari sebanyak 1000 unit pada masing-masing jenis.
Bom Sukhoi Ala Sari Bahari
Tak dapat di pungkiri, ditengah
keterbatasan justru dapat memicu kreatifitas yaang tak terduga. Kedatangan
pesawat Sukhoi menjadi berkah tersendiri bagi Rikcy Hendrik Egam, seorang
pengusaha asal Malang yang namanya kemudian tenar setelah berhasil meracik dan
memproduksi Bom Sukhoi melalui bendera perusahaan Sari Bahari.
Diakui memang pada saat kedatangan
pesawat Sukhoi Indonesia, pesawat tempur kebanggan bangsa ini saat itu baru di
persenjatai dengan canon 30 mm, dan pelurunya sendiri sudah dapat diproduksi
oleh PT. Pindad. Walau demikian sukhoi tersebut belum lagi disematkan dengan
misil dan bom.
Bermula dari keperihatinan itulah
Ricky Hendrik Egam kemudian mencoba memecahkan masalah tersebut dengan
menciptakan varian bom latih maupun ledak yang dapat gunakan baik misi khusus
maupun latihan. Pesawat-pesawat Sukhoi ini sejujurnya sudah memilki bom sendiri
dengan kode OFAB-100-200 yang diproduksi oleh Rusia namun tentu biayanyapun tak
murah jika terus menerus digunakan untuk latihan.
OFAB yang tak lain kode untuk Bom
Sukhoi tersebut tak ada yang digunakan untuk versi latih, disinilah pentingnya
racikan bom Sari Bahari ini. Jika dihitung-hitung dalam beberapa tahun sekali
dapat dipastikan selalu ada latihan perang menggunakan iron bom, bayangkan saja
berapa besar ledakan dana yang harus dikeluarkan jika terus menggunakan bom ledak
dalam setiap kali latihan.
Lebih dari itu bom ala sari bahari
ini akan mensuplai tak hanya bom untuk pesawat-pesawat tempur asal Rusia
seperti Sukhoi, namun juga pesawat-pesawat yang berkiblat pada NATO, seperti
F-16 Falcon dan F-5E Tiger yang juga sukses uji bom latih Sari bahari tersebut.
Kedepan armament ala sari bahari ini
juga akan digunakan oleh Super Tucano dan T-50 Golden Eagle. Jika tren positif
ini berlangsung maka kedepan indonesia akan berdikari dalam hal bom pesawat,
sebuah tantangan plus prestasi yang patut kita banggakan. (Zee).
No comments:
Post a Comment