(Leopard RI, MBT kebanggan TNI AD)
Dalam
beberapa tahun ini kita disuguhkan dengan segala macam bentuk modernisasi
militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang menumbuhkan kebanggan
tersendiri dalam hati, belum lagi menyaksikan beragam latihan entah itu Armada
Jaya, Angkasa Yudha maupun Latihan Antar Kecabangan (Lantarcab) AD yang bikin
bulu kuduk berdiri menyaksikan para prajurid menghadapi simulasi pertempuran,
seperti kata pepatah, prajurid itu adalah manusia-manusia yang sudah dikontrak
mati dengan malaikat maut atas nama bangsa dan negara. Karena itu wajar ada
rasa haru menyaksikan satu persatu dari mereka diembarkasi dalam kapal-kapal
perang yang siap berlayar, pun demikian pula ketika Herkules meraung-raung
memanggil mereka dengan tegap untuk bersiap diterjunkan dari langit. Sebuah
kebanggaan yang memang pantas dirasakan segenap insan bangsa Indonesia terhadap
angkatan bersenjatanya.
Ketika TNI AD memandang Korps Marinir
Menyoroti
modernisasi militer, terkhususnya lagi TNI AD, boleh saya bilang pembelian kali
ini memang pembelian yang cerdas dan jitu, sebut saja diantaranya 100 buah Tank
Leopard, 50 IFV Marder, Meriam gerak sendiri Caesar dan Artileri roket berat
Astross yang menumbuhkan kepercayaan dalam diri TNI AD. Maaf, tanpa mengecilkan
peran, boleh dibilang walaupun besar jumlah, namun secara psikologis, insan TNI
AD boleh dibilang agak kurang “PD” bila disandingkan dengan rekan mereka yang
lain, sebut saja Korps Marinir.
Ko
bisa ya? Lihat saja perbandingan sebelum pembelian jitu tadi, dari segi
kavaleri saja misalnya, sebelum Leopard mati-matian diperjuangkan masuk daftar
alutsista TNI AD, tank terberat justru milik Marinir BPM 3F dan lumayan sangar
pula dikelasnya dengan kaliber 100 mm, begitu pula dari segi ranpur dan roket,
Marinir dapat jatah BTR-80 dengan senjata berat 30 mm. Di bidang artileri RM 70
Grad Marinir yang lebih modern dari roket artileri M-51 TNI AD yang digunakan
dalam latihan antara kecabangan beberapa saat yang lalu. Itu belum termasuk
bila disandingkan dengan pembelian di era orde baru, bayangkan walaupun TNI AD
dapat jatah banyak Tank Scorpion dan Stromer dari segi jumlah namun lagi-lagi
kalah sangar dari BVP-2 dan AMX 10 P Marinir, uniknya tank AMX 10 P dengan kemampuan ekstra nubika ini
malah jadi tank spesialis parade, makanya ada saja oknum TNI AD yang
menyayangkan hal tersebut, menurutnya AMX-10 P bila dikaryakan ditangan TNI AD
akan lebih berguna daripada jadi pajangan saat defile apapun alasannya.
Lebih
jauh di era Bung Karno, TNI AD dapat
jatah Light Tank combatan AMX 13 dan AMX VCI, itupun bila disandingkan dengan
PT 76 dan BTR 50, Marinir masih jauh berwibawa dari TNI AD. Inilah yang
dirasakan oleh oleh sebagian oknum TNI AD, entah ia prajurid ataupun perwira,
menjadikan hal tersebut salah satu sebab meruncingnya persaingan antara dua
sepupu dekat ini, TNI AD sudah lama hidup dengan perasaan inferior ketika
memandang Marinir, belum lagi kebangkitan Marinir yang makin nyata dari tahun
ketahun belakangan ini, peran marinir makin menguat khususnya setelah
tumbangnya rezim orde baru.
Karena
itu pembelian strategis yang dilaksanakan oleh pemerintah dan pihak TNI
mendatangkan persenjataan modern seperti yang penulis sebutkan diatas tak hanya
di harapkan memperkecil ruang persaingan antara keduanya namun juga dapat
digunakan dalam latihan gabungan (Latgab) Marinir-TNI AD dalam upaya
menciptakan doktrin baru, ini tentu akan memperkaya khazanah militer Indonesia.
(zee)
No comments:
Post a Comment