Akhirnya sampai pulalah kabar
gembira yang ditunggu-tunggu, apa lagi jika bukan mengenai hikayat si mungil
N-219 yang bakal ditelurkan 2015-2016, proses pembuahan karya anak bangsa ini
mengalami perjalanan yang cukup berliku, sempat ada kekhawatiran jika proyek
masa depan penerus N-250 yang merupakan masterpiece Prof. BJ. Habibie itu akan
berakhir dalam bentuk maket, prosur dan prototipe tanpa pernah menyentuh level
produksi massa.
Lagi-lagi maskapai penerbangan
Lion Air membuat kejutan dengan memborong 100 buah N-219, berita yang menjadi
buah bibir ini jelas sekali membangkitkan optimisme yang dalam bahwa karya anak
bangsa ini akan menjelajahi langit Indonesia, pun demikian walau Lion Air
bukanlah maskapai pertama yang memesan N-219, ada Nusantara Buana Airlines 30
Unit dan Merpati 20 unit, tapi gaungnya sudah terdengar sampai jiran sebelah,
maklumlah jumlah 100 unit termasuk pesanan terbesar dalam sejarah PT.Dirgantara
Indonesia.
Mengawal kelahiran N-219.
Apa sebab N-250 hanya menjadi
pajangan di hanggar PT.Dirgantara Indonesia? Itu tak lain karena hanya PT. DI
yang memilikinya, artinya andai saja tak ada tekanan pihak asing dan kondisi
parah perekonomian Indonesia saat itu, si kerinci wesi pasti sudah menjelajahi
jalur komuter antar kota diseluruh Indonesia. Sungguh terasa haru bagi saya
bila teringat akan adegan film “Habibie-Ainun” dalam sebuah hanggar tua PT. DI
dimana N-250 karya besar dirgantara bangsa ini berpeluh debu, tangisan pak
habibie yang kecewa karena kita tak memahamai visi besarnya untuk penerbangan
negeri ini membuat mata saya berkaca-kaca.
Inilah kondisi yang tidak kita
inginkan berulang kembali, bila mau jujur ada saja pihak yang tak senang dengan
kemunculan N-219 tak hanya dari kalangan pihak asing tapi juga bangsa ini
sendiri, sejarah sudah membuktikan bagaimana N-250 menjadi korbannya saat itu.
Berkaca dari hal itu wajar saja
bagi saya sekiranya memberikan warning pada segenap insan bangsa ini untuk
berhati-hati terhadap pihak-pihak mencoba “mengunting dalam lipatan”, kalau
dulu hanya PT. DI yang menjadi target, kali ini bisa saja lebih besar lagi, tak
hanya pabrikannya tapi juga maskapai yang mencoba mendukung kelahiran si mungil
N-219, rasakan bagaimana media dalam negeri dan asing begitu kencang menyorot
masakapai penerbangan yang yang mendukung kelahiran N-219, ini adalah
tanda-tanda kecil ada usaha “kampanye hitam” untuk membuat N-219 lahir dalam
kondisi prematur, ini kondisi yang menjadi tantangan bersama baik maskapai yang
akan mengasuh N-219 serta PT. Di sebagai induk semang si mungil N-219.
Berbagai pihak haruslah jeli,
tak hanya berusaha meningkatkan mutu pelayanan dan produk dirgantara yang
disediakan namun juga mawas diri dari unsur-unsur sabotase agar duka derita
N-250 tak lagi terulang dimasa mendatang. Khususnya untuk PT. DI layanan purna
jual haruslah juga mendapat perhatian penting jangan sampai kepercayaan publik
bisa mandeg karena keterbatasan suku cadang dan tak adanya lembaga MRO yang
mewadahi perawatannya, saya percaya PT. DI mampu berbuat lebih baik lagi
kedepannya. lebih penting lagi, kita segenap bangsa Indonesia harus mendukung
penuh mengawal kelahiran maha karya bangsa yang selangkah lagi mengudara
dilangit Indonesia kita yang tercinta ini. (zee).
No comments:
Post a Comment