(Operasi Tameng Petir, kemunculan pertama Hawk dilangit Bulungan)
Bulan Februari
2013 lalu memang punya arti tersendiri buat saya, sudah lama sekali saya
merindukan keberadaan elang-elang angkasa yang menghias langit Bulungan seperti
kedatangan satu fligh Sukhoi 27/30 beberapa tahun lalu, kemunculan 3 buah
pesawat tempur dilangit Bulungan dihari itu itu mengobati rasa rindu yang
membekas dalam didalam hati.
Sempat dikira pesawat musuh.
Seingat
saya siang itu secara kebetulan mampir dikios kecil dipinggir jalan untuk
mengisi dahaga Scoopy hitam klasik milik saya, tiba-tiba gemuruh membahana
dilangit Bulungan, suasana terang tanah jelas sekali kami melihat 3 buah
pesawat jet dengan camo abu-abu kebiruan ditempa cahya matahari siang melintas
diatas bubungan rumah, seketika itu rasa gembira menyusup dalam hati saya, aha!
Akhirnya saya bisa melepas rasa rindu melihat pesawat-pesawat tempur tersebut, sayang karena
begitu cepat melintas, tak sempat saya abadikan dalam bidikan experia yang
biasa menemani saya menangkap moment-moment penting seperti itu.
Kemunculan
Hawk sendiri sempat menimbulkan kekagetan, terlambatnya berita yang memunculkan
operasi Tameng Petir 2013 itu sendiri, sempat menimbulkan perbincangan hangat,
rupanya yang melintas, 3 dari 5 Hawk diatas langit Bulungan -pada Minggu siang
10 Februari 2013- berkomposisi Hawk 200 di depan dan dua Hawk 100 mengekor
dibelakangnya pada siang nan terik, saya sendiri sempat terkecoh karena
selintas jet tempur Hawk 200 yang lancip paruhnya itu terlihat ramping
menyerupai F-5 Tiger dalam kilatan mata, apalagi dengan terik matahari siang
itu, ekor pesawat tak terlalu ditanggap mata karena cepatnya elang-elang itu
bermanuver, belum lagi dilakukan pada minggu siang dan hanya berputar-putar
dari kurang lebih 1 atau 2 kali saja sebelum menghilang dari pandangan mata.
Wajar
saja pencarian dimedia online tak menemukan kabar kedatangan F-5 Tiger yang
datang ke Lanud Tarakan dihari itu langsung memicu kekhawatiran, jika bukan
berasal dari Madiun, lalu dari mana? Apakah ada kebocoran terhadap kinerja
radar di Nunukan dan Tarakan, kekhawatiran bila terjadi penyusupan pesawat
musuh memang langsung merebak.
Saya
sendiri kemudian mencoba mengontak beberapa kawan di Tarakan untuk mencari tau,
apakah terjadi kebocoran atas kinerja radar, atau ada sesuatu yang lain tengah
terjadi siang itu, syukurlah kontak di Tarakan mengatakan itu adalah jet tempur
Hawk yang baru datang dari sarangnya di Supadio, Pontianak menuju Tarakan untuk
misi penjagaan perbatasan dalam operasi Temeng Petir dibulan kedua kelender
masehi itu.
Rasa aman dan tenang membekas seketika, artinya perbatasan masih
aman, kinerja radar terpantau dan tentu saja kemunculan Hawk menambah kebanggaan
tersendiri penduduk diperbatasan Kalimantan Utara dan Sabah ini, barulah esok
kami bisa membaca dengan terang dan jelas berita Kedatangan elang-elang
katulistiwa itu melalui media cetak lokal.
Operasi Tameng Petir, Hawk full Armament.
Yang
istimewa dalam operasi perbatasan di bulan dua almanak tahun 2013 tersebut,
misi pertahanan udara ini menjadi yang pertama digelar tahun ini aktif
dilaksanakan, tak seperti operasi yang dilakukan oleh satu fligh Sukhoi
beberapa tahun lalu, kali ini jet tempur yang digunakan lebih banyak dan full
armament. Live ammo berjejer penuh, diikuti 2 unit rudal AIM-9 P4 Sidewinder dan 2 unit rudal Maverick AGM-65G tersusun rapi dibadan pesawat.
Dari
jumlah keseluruhan petugas yang dilibatkan dalam opersi yang resmi dibuka pada Senin 11 Februari 2013 tersebut, tak kurang 65 personil Skadron Udara 1 dan Brigan
Polisi Militer ikut terlibat dalam operasi pertahanan udara yang di pimpin
langsung oleh Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Radar Suharsono.
Adapun
penunggang yang sedia selalu dikokpit pesawat adalah Lettu Pnb Habibie di TT 0234,
Letkol Pnb Radar Suharsono dan Lettu Pnb Ari Nugroho Widodo di atas TL 0112,
Kapten Pnb M. Syaifuddin yang menunggangi TT 0231, dan Mayor Pnb Agung yang
mengawaki TT 0223, serta Lettu Pnb Andreas yang stan by di TT 0221.
Tak
tanggung-tanggung untuk rombongan ground crew dan peralatan pendukung latihan
dianggkut oleh pesawat Herkules A-1321 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim
Perdana Kusuma yang dipiloti oleh Mayor Pnb Beny.
Operasi
pertahanan udara kali ini memang cukup istimewa, mengapa tidak? feling TNI AU
rupanya tak meleset, bahwa kemungkinan terjadi sesuatu yang tak dinginkan
diujung semenanjung Kalimantan itu memang benar adanya, tak lama setelah tameng
petir di gelar, Sabah akhirnya pecah membara dilanda konflik pada bulan tiga
almanak tahun masehi, ini membuktikan bahwa hal-hal yang diremehkan mungkin
saja tak pernah terpikirkan oleh jiran disebelah bisa saja terjadi, namun yang
lebih penting kesiapsiagaan dalam operasi tameng petir ini membuktikan bahwa
TNI AU patut dibanggakan menjadi garda terdepan pertahanan bangsa bersama
keseluruhan kompenan pertahanan negara. (zee)
No comments:
Post a Comment