(1 Flight Sukhoi Indonesia melakukan patroli perbatasan)
Tiba-tiba atap genteng rumah serasa bergetar, kaget bukan buatan ketika mendengar deru pesawat tempur meraung-raung dilangit Bulungan, itulah perkenalan saya dengan Sukhoi yang benar-benar nyata dalam pandangan saya. Bulan Mei 2011, tentu pengalaman itu tak saya lupakan.
Awalnya saya sempat mengira terjadi penyusupan pesawat TUDM sehingga dikejar-kejar pesawat TNI AU dan kemudian di usir keluar wilayah kedaulatan Indonesia. Saya ingat bahwa ada empat pesawat terbang rendah dan suaranya serasa memecah gendang telinga, dengan formasi empat pesawat dipecah jadi dua ke arah yang berlainan namun masih diwilayah kota tanjung selor dan sekitarnya, berulah setelah kami tahu bahwa itu adalah 1 Flight atau 4 pesawat Sukhoi Indonesia yang sedang patroli, rasa bangga membumbung didalam dada. Akhirnya sang Rajawali keluar juga dari sarangnya!.
beragam kisah menarik terjadi, patroli dihari pertama sekitar jam 09.00 atau 90.20. 1 Flight pesawat tempur tiba-tiba melintas, karuan saja masyarakat sempat kaget karena melihat pesawat tempur dengan kecepatan penuh meliuk-liuk seperti elang mengincar anak ayam, bahkan salah sebuah kantor yang terletak diatas ketinggian bukit (kantor Pariwisata Kabupaten Bulungan), konon kaca-kacanya sempat bergetar walau tak sampai pecah.
Dikota kecil seperti Tanjung Selor, berita patroli empat pesawat Sukhoi yang melintas dilangit Bulungan beberapa hari itu menjadi pembicaraan hangat, bagaimana tidak secara gratis seisi kota disuguhi pemandangan unik dan membanggakan melihat pesawat tempur kebanggan bangsa itu meliuk-liuk rendah seakan hanya beberapa meter dari bubungan rumah, kemampuan akrobatik para pilot membuat rasa bangga dihati, pun demikian juga dengan saya. Tak ayal lagi kemunculan Rajawali angkasa itu menjadi momen yang ditunggu-tunggu kehadirannya dilangit bulungan. Sayang saya tak dapat memotret barang seekorpun saking cepat nya pesawat itu melesat.
Koran lokal seperti Radar Tarakan secara gencar memberitakan patroli Sukhoi yang berangkat dari Makassar itu, yang membuat lidah berdecak kagum, diantara para tekhnisi pria terdapat pula seorang wanita Serda, Lusiani Purwaningsih, yang dipercaya menjadi tekhnisi salah satu pesawat serbu andalan Indonesia ini. Sukhoi-sukhoi Indonesia ini bersarang di Skuadron 11 Lanud Hasanuddin di Makassar.
Sukhoi bukan pesawat tempur sembarang, pesawat ini merupakan pesawat mutakhir Indonesia, bangsa ini juga memiliki sejumlah jet tempur selain Sukhoi, seperti Hawk 100/200, F-16, F-5E Tiger II, kedepan kita juga akan kedatangan pesawat tempur T-50 Golden Eagle, Super Tucano dan KFX.
Jenis pesawat Sukhoi yang berpatroli saat itu adalah dua Sukhoi 30 yang diterima TNI AU tahun 2009 dan dua Sukhoi 27 SKM yang diterima bulan September 2010, jadi 1 Flight ,-4 atau 6 ekor pesawat,- biasanya memang jumlah ideal dalam patroli udara.
Patroli pesawat tempur ini memiliki makna ganda, yaitu untuk meningkatkan dan menciptakan pertahanan udara dalam negeri sekaligus rasa nasionalis dan bangga bagi rakyat indonesia, juga bermakna warning atau peringatan bagi jiran kita untuk tidak mencoba-coba memasuki wilayah kedaulatan Republik indonesia. Nyatanya dihari pertama dan akhir patroli, tak sebijipun pesawat-pesawat TUDM yang keluar dari kandangnya berani terbang mendekati wilayah udara indonesia.
Soal armament, Sukhoi jelas tak di ragukan lagi kemampuan menggendong persenjataan dengan total berat 6000 kg. Termasuk di antaranya, 10 misil udara ke udara (AA), yang terdiri dari misil jarak menengah dengan semi active radar homing jenis R-27R1 (NATO menyebutnya AA-10A Alamo-A), misil AA jenis R-27-T1 (AA-10B Alamo-B) yang punya jangkauan 500 m hingga 60 km dan dipandu dengan infrared, serta R-73E (AA-11 Archer) yang berguna untuk pertempuran jarak dekat berpanduan infrared, dan mampu menerkam musuh dari jarak 300 m hingga 20 km. Sejata lainnya adalah rudal udara ke darat, serta aneka bom freefall seberat 100kg, 250 kg, dan 500 kg, bom cluster (25 kg – 500 kg) dan roket C-8, C-13, dan C-25. Plus, canon 30 mm jenis Gsh-301 yang mampu memuntahkan peluru 150 butir per putaran serta jarak jangkau sejauh jangkauan misil jarak pendek.
Tak semua armament digunakan saat patroli tersebut, namun yang tentunya istimewa adalah Sukhoi Indonesia juga dilengkapi dengan bom buatan dalam negeri yaitu P-100. Keistimewaan lain dari sukhoi adalah manuver patukan kobra alias Cobra Pugachev hasil kreasi Viktor Pugacev yang terkenal.
Hal ini semakin menegaskan bahwa TNI tak tinggal diam bila terjadi provokasi diwilayah negara Republik Indonesia, bukan hanya Sukhoi sebenarnya yang sempat diturunkan untuk patroli khususnya ketika Ambalat memanas, F-16 juga sempat keluar sarangnya untuk bertugas dalam operasi udara pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (AlkI) dan wilayah perairan Ambalat. Saya tahu betul itu karena saat saya melakukan penerbangan dari Balikpapan ke Tarakan beberapa tahun lalu, saya sempat melihat jejeran 1 Flight pesawat tempur F-16 disalah satu sudut bandara dalam kondisi siap tempur.
Harus saya akui pertemuan saya dengan Sukhoi begitu membekas, apalagi kedepan rencananya pemerintah akan membangun apron baru untuk pesawat tempur di bandara juata tarakan, otomatis jet-jet tempur Indonesia seperti Sukhoi, F-16, Hawk 100/200, Super Tucano dan T-50 bakal landing di Tarakan untuk misi patroli, saya berharap bisa melihat lagi Rajawali-rajawali Angkasa Indonesia itu mengepakkan sayapnya lagi dilangit biru bulungan. Semoga.
No comments:
Post a Comment