(pesawat ATR 72 seri 200 yang digunakan dalam rute penerbangan Tarakan-Tawau).
Beberapa saat yang lalu membaca sebuah koran Radar Tarakan periode Selasa 10 Januari 2012, yang isinya memberitakan mengenai rencana penerbangan pertama MAS atau Malaysia Airlines di Tarakan, sebuah mementum baru sekaligus membuka lembaran sejarah baru bagi hubungan Indonesia-Malaysia atau lebih spesifik lagi Malaysia Timur dengan Kalimantan Timur bagian utara (KALTARA) melalui jalur udara.
Penerbangan ini mengisi sejarah baru hubungan kawasan bertetangga yang lama terjalin berabad lamanya.
Hubungan Penerbangan Indonesia-Malaysia dikawasan Kalimantan.
Berbicara mengenai MASwing yang merupakan anak perusahaan Malaysia yang akan membuka rute Tawau-Tarakan sekitar Februari 2012 nanti, tentunya akan semakin memudahkan jembatan ekonomi yang memang sudah terjalin lama.
Ditempat asalnya maskapai negeri jiran ini sudah melayani penerbangan dikawasan Sabah dan Serawak, dalam sehari saja ada sekitar 130 penerbangan. Dibawah kepemimpinan Dato Capt Mohd Nawawi Awang, Chief Executive Officer (CEO) MASwing, maskapai penerbangan ini ingin lebih jauh lagi mengepakkan sayapnya, untuk itu mereka mencoba menembus pangsa pasar penerbangan Tarakan-Tawau, seperti yang kita ketahui bahwa jalur perdagangan dikawasan bertetangga itu biasanya dilalui melaui jalur laut dan adapula jalur darat. Kawasan ini tak pernah sepi dari pelintas sehingga perputaran uang yang cukup besar.
Dalam sejarah Kesultanan Bulungan, kesultanan pernah menguasai kawasan ini. Ekspedisi militer pertama dijalankan dimasa Sultan Alimuddin dengan melayarkan kapal-kapal perang dibawah komando putranya sendiri, Laksamana Ni’ untuk mengontrol ekonomi, hukum dan keamanan terhadap serangan bajak laut.
Seiring waktu kawasan ini menjadi daya tarik tersendiri, Pelayar dari barat khususnya Spanyol bahkan menamakan teluk sebuku yang bedekatan dengan Tawau, diberi nama Santa Lucia. Tentunya kondisinya sekarang tak lagi sama, khususnya setelah kota Tawau masuk kedalam kawasan Inggris dan pengaruh Bulungan perlahan tapi pasti memudar.
Dewasa ini hubungan Tawau- dan kawasan di utara kalimantan tetap terjalin dengan baik. Peluang pasar yang besar seiring berlomba-lombanya kota-kota dikawasan utara untuk membangun basis ekonomi yang mapan, apa lagi sesuai amanat kesejahteraan bersama yang didengung-dengungkan dalam BIMP EAGA, (Brunai-Indonesia-Malaysia-Philipina), otomatis membuka pangsa pasar dalam bidang transportasi ekonomi, namun dalam urusan penerbangan khususnya antara Malaysia Timur dan Kalimantan Timur bagian utara, jelas merupakan hal yang baru.
Menariknya untuk mempermudah segala urusan yang berhubungan dengan persoalan tiket, maskapai ini telah bekerja sama dengan pihak-pihak di Indonesia dan mencapai kesepakatan bahwa untuk mempermudah segala urusan dan menghindari selisih paham dikemudian hari, harga tiket disesuaikan dengan nilai dan mata uang masing-masing negara, artinya ditarakan dijual dengan mata uang Rupiah di Malaysia menggunakan Ringgit dan juga bisa menggunakan mata uang Dollar.
Dalam tahap awal penerbangan dijadwalkan tiga kali dalam seminggu, yaitu senin, rabu dan kamis. Harga tiket untuk sekali penerbangan dimuali dari USD 41 atau setara Rp. 381.000. Tiket sendiri dapat dibeli secara Online melalui internet selain melalui perwakilan yang akan ditempatkan ditarakan dan kawasan sekitarnya.
Sebagai catatan, penerbangan internasional Tarakan-Tawau ini akan connecting flight dengan penerbangan internasional lainnya, karena pesawat yang sama akan melanjutkan penerbangan ke kota Kinabalu, sehingga pisawat dapat pula melanjutkan penerbangan ke negara-negara lain.
Untuk rute Tarakan-Tawau, maskapai MASwing menerbangakan armada barunya ATR 72 seri 200 yang keseluruhan armada ini berjumlah 10 unit pesawat. Kode pesawat yang akan digunakan menggunakan kode penerbangan MH3141/3142-TWU/TRK/TWU, akan bertolak dari Tawau sekitar pukul 10.00 WITA dan pesawat sampai di Tarakan pukul 10.40 Wita, pesawat milik maskapai MASwing ini akan bertolak kembali ke Tawau dari Tarakan 11.05 WITA dan mendarat dikota tersebut kurang lebih pukul 11.35 WITA.
Tentunya kita berharap, terbukanya penerbangan rute kawasan Malaysia timur dengan Kaltara ini akan membawa dampak positif bagi kedua masyarakat dikawasan betetangga yang serumpun ini, tentunya tanpa mengindahkan kesamaan hak dan kesetaraan yang sama, serta menghormati aturan hukum yang berlaku dimasing-masing negara. Itu artinya kedua pihak harus sama-sama bisa diuntungkan dan bukan sebaliknya.
Hal yang juga menjadi pekerjaan rumah adalah kedepann adalah maskapai apa yang dimiliki oleh Indonesia yang melakukan ekspansi bisnis ke Malaysia Timur? Sebab bagaimanapun jika MASwing mampu, mengapa kita tidak?
No comments:
Post a Comment